Showing posts with label Australia. Show all posts
Showing posts with label Australia. Show all posts

PDIP Desak Australia Tangkap Pengibar Bendera OPM

Charles Honoris
Anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris mendesak kepolisian Australia mengusut tuntas insiden pengibaran bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM) di KJRI Melbourne beberapa waktu lalu.
"Aksi tersebut adalah tindakan kriminal. Kepolisian Australia harus mengusut dan menangkap pelakunya," kata Charles melalui pesan singkat, Minggu (8/1).
Politikus PDI Perjuangan ini menyebutkan, perwakilan diplomatik adalah wilayah extrateritorial yang artinya termasuk wilayah kedaulatan negara yang diwakili. Karenanya, KJRI Melbourne adalah wilayah kedaulatan Indonesia.
"Itu sesuai dengan dan dilindungi oleh hukum internasional. Sebagai host country, pemerintah Australia wajib memastikan dan meningkatkan perlindungan terhadap semua properti diplomatik RI di sana," tegasnya.
Di sisi lain, Charles melihat ada upaya memprovokasi hubungan Indonesia dengan Australia menjelang kunjungan Presiden Joko Widodo ke Aussie. 
Karena itu, pemerintah Aussie harus menunjukkan keseriusan memproses tindak pidana tersebut, karena berpotensi mengganggu hubungan bilateral.
"Australia adalah mitra penting bagi Indonesia khususnya dalam sektor perdagangan, pariwisata dan penanganan pidana terorisme. Semua pihak harus menjaga kedaulatan, harga diri dan martabat bangsa dengan kepala dingin untuk kepentingan nasional," tambahnya.
Sumber : JPNN
Continue Reading

Charles Honoris Yakin Australia Bisa Pahami Darurat Narkoba Di Indonesia

Charles Honoris Profil
Keputusan Pemerintah Indonesia diyakini tidak akan berubah dan tetap konsisten menjalankan eksekusi mati terhadap dua warga Australia, yakni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Andrew Chan dan Myuran Sukumaran merupakan gembong narkoba yang beranggotakan sembilan warga Australia. Mereka menamakan diri kelompok Bali Nine. Pada tahun 2005, mereka ditangkap di Bali karena menyelundupkan 8,3 kg heroin yang dibawa dari Australia.
Menurut anggota Komisi I DPR RI, Charles Honoris, sikap Presiden Jokowi dalam memerangi narkoba sudah jelas dan tegas. Politisi muda PDI Perjuangan ini juga meyakini kalau rakyat Indonesia mendukung ketegasan Presiden Jokowi tersebut karena narkoba telah memakan banyak korban.
Charles mengatakan angka prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Bahkan dia memprediksikan jumlah pengguna narkoba di Indonesia di tahun 2015 ini mencapai angka 5,8 juta jiwa. Sedangkan berdasarkan data setiap harinya  40 hingga 50 orang meninggal dunia akibat mengkonsumsi narkoba.
"Jadi melihat kerugian yang tak terhingga yang ditimbulkan dari narkoba yang merusak generasi bangsa, pemerintah tak memberi ampun terhadap terpidana mati kasus narkoba," kata Charles Honoris kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (14/2) menyikapi rencana eksekusi mati berikutnya terhadap terpidana mati narkoba, yang dua diantaranya adalah warga Australia tersebut.
Pemerintah Australia lewat Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop meminta kepada pemerintah Indonesia untuk tidak mengeksekusi mati Andrew Chan dan  Myuran Sukumaran. Bahkan kalau sampai presiden Jokowi mengeksekusi mati kedua warga Australia, Bishop mengancam akan memboikot Indonesia dengan melarang warganya berkunjung ke Bali dan daerah lainnya. Julie sendiri merasa yakin kalau warga Australia juga tidak mendukung eksekusi mati tersebut.
Terkait dengan ancaman itu, Charles menegaskan kalau pemerintah Indonesia tidak perlu khawatir dan terpengaruh terhadap ancaman itu.
"Pemerintah harus konsisten menjalankan hukuman mati terhadap kelompok Bali Nine. Dan tentunya siap menghadapi konsekuensi dari keputusan itu.  Dan saya punya keyakinan penuh Kementerian Luar Negeri kita melalui perwakilannya di Australia dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat di sana mengenai kondisi darurat narkoba yang terjadi di Indonesia," kata Charles.
Soal protes tersebut menurutnya sebenarnya bukan  untuk pertama kali terjadi. Sebelum eksekusi mati terhadap enam terpidana mati kasus narkoba baru-baru ini pemerintah Brazil dan Belanda menyampaikan protes. Bahkan Presiden Brazil Dilma Rousseff menelefon Presiden Jokowi agar warganya yakni Marco Archer Cardoso Moreira tidak dieksekusi. Namun presiden Jokowi menolak dan eksekusi tetap dilaksanakan terhadap Marco. Begitu juga dengan Menteri Luar Negeri Belanda Bert Koeders melayangkan protes karena salah satu dari enam terpidana mati adalah warganya, Ang Kim Soei. Namun protes Bert pun kandas.
"Walaupun menjadi kontroversi di Australia, saya yakin bahwa pemerintah dan rakyat Australia akan bisa memahami dan menghormati hukum yang berlaku di Indonesia. Apalagi terjadi darurat narkoba di Indonesia. Ini adalah momentum bagi Indonesia untuk mengambil peran besar di panggung dunia dalam perang melawan narkoba," demikian Charles.
Continue Reading

Di Undang Duta Besar Australia, Charles Honoris Hadir

Charles Honoris hadiri undangan Duta Besar Australia/Charles-Honoris.com

Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Charles Honoris memenuhi undangan ramah tamah dan makan siang dari Duta Besar Australia untuk Indonesia, Rabu (29/10/2014).

Dalam acara tersebut, hadir juga anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI yang lain Nico Siahaan, Irene Yusiana Roba, Marinus Gea, Andreas Eddy Susetyo, Adi Satria, dan Michael Jeno.

Acara tersebut digelar di Rumah Dinas Kedutaan Besar Australia. Sumber: www.charles-honoris.com Aktivitas
Continue Reading
Designed By Cue For Blogger Templates